Di sebuah dunia paralel, ada sembilan makhluk hidup yang bernama sesuai dengan urutan angka dengan 1 (Christopher Plummer) sebagai pemimpinnya. Hidup kesembilan makhluk ini tak pernah tenang karena mereka selalu diburu robot ganas yang selalu siap memburu mereka untuk mengambil jiwa mereka.

9 menjalin persahabatan dengan 5 (John C. Reilly) yang hanya memiliki satu mata. Suatu ketika, dua sahabat ini meninggalkan tempat persembunyian untuk mencari 2 (Martin Landau) yang sempat menyelamatkan 9 sebelum ia bergabung dengan kelompok yang dipimpin oleh 1 ini.

Saat sedang membongkar-bongkar barang di antara reruntuhan 9 dan 5 dikejutkan oleh munculnya robot ganas yang siap mengambil jiwa mereka. 9 sadar bahwa mereka tak bisa selamanya lari dari robot ganas ini dan sudah saatnya mereka melawan agar terbebas dari ancaman yang selama ini menghantui hidup mereka.

Di saat yang sama, 9 juga sadar bahwa ia tak mungkin melawan robot ini dengan kekuatan fisik. Harus ada cara cerdik untuk bisa mengalahkan sang pencabut nyawa ini agar mereka bisa melanjutkan hidup mereka di planet yang kini telah dihancurkan oleh robot ini.

Keinginan mengulang kesuksesan memang tak bisa disalahkan walaupun pada kenyataannya tak semua pengulangan bisa menghasilkan lebih baik. Dalam kasus film berjudul 9 ini justru itulah yang terjadi. Saat pertama kali muncul dalam perebutan piala Oscar tahun 2005, film animasi pendek berdurasi sekitar 11 menit ini memang cukup menghebohkan walaupun waktu itu tak berhasil merebut piala Oscar.

Berhasil meyakinkan Tim Burton Timur Bekmambetov untuk menjadi produser, Shane Acker, sang sutradara lantas membuat konsep untuk membawa film pendek ini ke format full feature. Karena pengaruh Burton dan Bekmambetov pula Acker berhasil merekrut nama-nama besar seperti Elijah Wood, Jennifer Connelly hingga Martin Landau. Sayang hasilnya tak terlalu memuaskan.

Secara visual, tak ada masalah pada film ini. Para animator berhasil menuangkan suasana post apocalyptic ke dalam bentuk animasi yang memikat. Kebanyakan kritikus film pun sepertinya setuju dengan pendapat ini dan setidaknya nilai ini masih sanggup mengangkat film ini sedikit di atas batas standar, tapi tak lebih dari itu. Masalah yang dihadapi film ini sebenarnya adalah penjabaran karakter yang terasa terlalu tipis. Akibatnya, para pengisi suara pun tak bisa berbuat banyak



sumber : kapanlagi

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati